Kamis, 02 Maret 2017

MERANGKAK MENITI KARIER

Pemandangan dari kantor proyek
Perjalanan + 1,5 jam, berdiri sepanjang jalan, bahkan bergelantungan dekat pintu, dan baru mendapat tempat duduk saat masuk kota Cimahi.

Menjelang akhir studi S1, saya mengambil kerja praktek di proyek dekat simpang lima, Bandung. Tidak terlalu sulit untuk mendapatkan tempat kerja praktek ini, karena tidak banyak peminat. Proyeknya kecil, bukan "proyek mercu suar", kontraktornya pun tidak terkenal, tetapi lokasinya dekat rumah, jadi saya bisa jalan kaki sekitar 10 menit saja.

Di proyek ini, saya membantu site supervisor, mengawasi mandor dan tukang-tukang. Meskipun saya anak kerja praktek dan perempuan satu-satunya di proyek ini, saya selalu datang setiap hari. Upahnya berupa makan siang gratis, bukan gaji... lumayan, bisa ngirit pengeluaran mami.

Suatu hari, saat saya ke kampus untuk asistensi skripsi, ada pengumuman lowongan kerja sebagai Site Engineer di jalan raya Cimahi - Padalarang (luar kota Bandung). Saya langsung datangi kantor kontraktor.ini.
Menyadari bahwa proyek umumnya memprioritaskan pelamar pria, maka saya mengajukan gaji Rp 350.000,- per bulan. Murah, dibanding salary beberapa teman kampus yang pria. Saya langsung diterima ... lumayan, sambil kuliah bisa punya penghasilan sendiri (saat itu, saya sudah berhenti memberi les pelajaran SD - SMP).

Mulai awal September 1995, saya mulai pulang pergi naik angkutan umum, sejenis Elf, jurusan Stasion Bandung - Cimahi - Padalarang. Perjalanan + 1,5 jam,  kadang berdiri sepanjang jalan, bahkan bergelantungan dekat pintu, dan baru mendapat tempat duduk saat masuk kota Cimahi. Turun di pinggir jalan raya, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju lokasi proyek. Kantor proyeknya sederhana, hanya 1 lantai, berdinding tripleks rangka kayu, berlantai plesteran, beratap seng, ukuran bangunannya sekitar 6 x 15 meter. Kamar mandi dibangun terpisah, ada jarak dari kantor proyek. 

Tidak banyak staf di proyek ini, maklum ... proyeknya berupa 3 bangunan serupa gudang. 
Sebagai perempuan satu-satunya di proyek ini, awalnya saya dipandang aneh oleh tukang dan mandor di sana. Koq bisa ada perempuan Cina keliling-keliling proyek tiap hari, ikutan makan di kantin para tukang, ikutan lembur saat ada pengecoran.
Puji Tuhan, masuk bulan ke-empat, gaji saya dinaikkan jadi Rp 700.000,- per bulan. 
Padahal saya tidak minta, lho!
 
Satu sore, saat matahari mulai terbenam, saya duduk-duduk di lapangan yang sudah sepi, memandang pegunungan hijau yang terlihat jelas. Tukang-tukang sudah pergi mandi, Site Manager saya datang mendekat dan kami pun ngobrol. Dia katakan bahwa wanita seperti saya hanya ada 1 dari 1.000. Tahan banting!
Saya hanya senyum-senyum ... kan dia tidak tahu apa yang saya alami sejak kecil sehingga menjadi seperti sekarang. Berapa banyak anak perempuan dari pinggir kali bisa jadi Sarjana Teknik Sipil ? (silakan baca www.ayamrajawali.blogspot.co.id/2017/02/miskin-sejak-lahir.html

Dia sampaikan bahwa kinerja saya sudah sampai beritanya di kantor pusat dan Perusahaan memberi saya promosi menjadi asisten Project Manager untuk area Bandung dan sekitarnya, berkantor di Kantor Pusat di daerah Cijerah, kota Bandung, gajinya menjadi Rp 1.100.000,- per bulan. 
Jadi saya hanya 13 bulan di proyek itu.

So .... jangan takut memulai sesuatu yang terlihat kecil dan kurang berharga.
Yang penting mulai dulu .... berupaya .... dan rasakan hasilnya.
Bukankah ini bisa lebih baik daripada terus menunggu kejatuhan durian runtuh.  

Lanjutan cerita di 
www.ayamrajawali.blogspot.co.id/2017/03/orang-aneh.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar