Jumat, 10 Februari 2017

GOSIP = CURHAT?

Sejak Nov 2006, saya mendapat seorang rekan kerja, EF. Hubungan kami seperti sahabat, saling menasehati dan mendukung. Saat November 2010 saya pindah ke perusahaan lain, awal 2011 EF ikut pindah ke perusahaan ini dan dia memimpin department lain.
Keadaan berubah setelah EF cuti melahirkan. Motivasi kerjanya menurun dan sering mengabaikan tanggung jawab. Akibatnya, saya dan rekan kerja sering ditegur oleh Boss, dianggap lalai padahal tugas department kami sudah selesai dan di-disposisikan ke EF tetapi ia lupa menindaklanjuti.
Hal itu membuat saya sangat jengkel. Sorenya, seorang kepala department lain menemui saya, mengeluhkan hal yang sama, dan kami pun “saling curhat”.
Keesokan pagi, satu SMS masuk dari Hamba Tuhan di luar pulau, yang tidak tahu apa yang saya alami, tertulis “Lebih baik ditegur SAHABAT yang selalu ada dalam keadan susah, daripada disanjung teman yang hanya ada waktu bahagia dan senang?! Sebab sahabat selalu bermaksud baik, tetapi teman yang sementara kadang-kadang menjerumuskan. Amsal 17:17”
Ya, ampun! Tuhan sadarkan saya! Daripada terus berdiam diri, kecewa dan jengkel, saya segera menemui EF, menyampaikan dengan lemah lembut semua keluhan, pendapat juga harapan agar dia sadar dan berubah. Hubungan kami pun kembali baik.
Marilah berkomunikasi dari hati ke hati daripada membicarakan orang di belakangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar