Minggu, 22 Januari 2017

KETIKA TEMAN MENJADI PENJEGAL




Surat di bawah ini ditulis oleh Pdt. Voldi di pulau Rote, Nusa Tenggara Timur pada 30 Mei 2014 dan menguatkan saya saat dijegal. Semoga bisa menguatkan para pembaca juga:

Dua tahun sudah kami ada di Pulau Rote untuk sebuah pelayanan Pekerjaan Tuhan. Selama kami ada di Pulau Rote kami dekat dengan beberapa teman Hamba Tuhan juga yang bagi kami mereka adalah orang-orang yang selalu memberi kami semangat untuk melayani di Pulau ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, Tuhan memberi kepercayaan kepada kami lewat seorang anam Tuhan untuk menjadi perpanjangan tangan menyalurkan berkat kepada rekan-rekan Hamba Tuhan di daerah kami melayani. Kalau menggunakan hitung-hitungan mungkin kami akan menolak hal ini, karena untuk menyalurkan kepada teman-teman kami harus menempuh jarak yang cukup jauh dengan jalan yang kurang bagus. Namun, apa yang dipercayakan ini kami kerjakan dengan sukacita tanpa mengharapkan sesuatu, karena ini merupakan doa kami selama ini agar kami dapat menjadi berkat bagi banyak orang walaupun pelayanan kami sendiri masih sangat minim. Kami tahu satu hal, bahwa Tuhan pasti memberkati kami ketika kami melakukan ini dengan penuh tanggung jawab disertai kejujuran.

Namun demikian, tanpa kami sadari ternyata orang yang termasuk paling dekat dengan kami yang juga memiliki akses kepada anak Tuhan yang suka membantu ini mulai melakukan sesuatu yang menurut saya seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Hamba Tuhan ini, yaitu meprotes pembagian bantuan tersebut dengan alasan bahwa dia tidak mendapat jatah kepada anak Tuhan tersebut. Padahal, setahu kami Hamba Tuhan ini juga mendapat bantuan dari anak Tuhan yang sama ini tapi bukan melalui kami. Satu-satunya alasan kenapa kami tidak memberikan kepada Hamba Tuhan ini adalah karena pelayanannya sudah cukup maju ditandai dengan memiliki kendaraan motor sampai dua (Tiger & Yamaha Z1).

Kami hanya bisa bersyukur karena ternyata anak Tuhan tersebut tetap mempercayai kami, bahwa kepercayaan yang diberikan kepada kami tidak kami salah gunakan. Juga kami hanya belajar mengampuni rekan kami ini karena bagi kami ini menjadi motivasi kami untuk dapat melayani dengan penuh tanggung jawab sekaligus menjadi pelajaran berharga untuk selalu jujur dalam melayani  dengan hanya selalu berharap kepada Tuhan yang pasti akan memberkati kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar