Minggu, 22 Januari 2017

FITNAH DI KANTOR


Mulai awal Sept 2012, pekerjaan team kami semakin berkurang.

3 minggu kemudian, saya dan team diperintahkan untuk pindah ke ruangan lain yang sudah lama kosong dan dijadikan gudang. Harus pindah segera, meskipun ruangan tersebut masih penuh dengan barang, belum ada jaringan telepon dan internet. Yang mengejutkan, sesudah kami tergesa-gesa pindah, ternyata ruang kerja pribadi yang semula saya tempati, juga ruang besar bekas team saya dibiarkan kosong! 

Saat saya menanyakan hal tersebut kepada Direktur, saya baru tahu bahwa saya dituduh membocorkan rahasia perusahaan. Rahasia yang mana? Beliau menjawab, “Menurut laporan beberapa orang!”. 

Gosip pun beredar bahwa saya akan digantikan oleh Manager XY dari anak perusahaan. Kabar itu membuat staf saya mulai menduga-duga kesalahan fatal apa yang saya perbuat sehingga satu team kena getahnya. Meskipun di depan staf saya dapat berkata, “Kerja itu ibadah. Karena itu, bekerjalah karena  Tuhan.” tetapi saat sendirian, saya tertekan. Begitu pedihnya hati, sehingga doa saya hanya berisi air mata dan perkataan “Tuhan, tolonglah saya …. Tolonglah saya …. Tolonglah saya Tuhan….” 

Saya yakin Tuhanlah yang menempatkan saya di perusahaan ini (kesaksian “Cara Tuhan berbeda dengan yang manusia persiapkan” tanggal 12 Okt 2012). Apakah saya sedang ditegur Tuhan?

29 Sept 2012, saya mendapat 2 mimpi yang aneh dan 1 SMS (kesaksian “Penyertaan Tuhan”). Saat saya ceritakan kepada Pak Pendeta, dia berkata bahwa istrinya, seorang pendoa shafaat, beberapa minggu yang lalu bermimpi melihat saya berada di atas rumah panggung di tengah air. Banyak orang berkerumun, mendesak dan mendorong saya jatuh, dan saya tenggelam hampir ke dasar laut, tetapi dengan ajaib saya terangkat dan berpindah ke tepi pantai. Ia dan istrinya sepakat untuk tidak menyampaikan pertanda buruk tersebut. Walaupun mereka merahasiakannya, ternyata Tuhan menyampaikannya juga kepada saya melalui 2 mimpi.

Tuhan mengijinkan ‘lembah kekelaman’ terjadi, di saat yang sama Tuhan pun menegaskan “Kesukaran yang kau hadapi tidak akan menghanyutkan. Percobaan berat tidak akan mencelakakan”. Amin! 

Sejak itu, saya lebih tenang dan bisa berkata “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah Tuhan! Saya akan dipelihara-Nya, di manapun saya bekerja.”

Minggu ke-2 Okt 2012, saya menghadap Wakil Direktur, mengundurkan diri dan tidak disetujui.

Sejak itu, kami kembali diberi pekerjaan meskipun terbatas. Sayangnya pekerjaan yang masuk, datanya sering kurang lengkap. Sekali-sekali dipanggil ikut rapat dengan pemberitahuan mendadak! 
Saat rapat, saya baru tahu bila data yang diterima sudah expired, kami tidak diberi data terbaru. Di lain waktu, data revisi kami terima last minute, bersama undangan mendadak untuk ikut rapat.



Keadaan ini membuat team kami lelah mental. Beberapa staf menyampaikan telah “didekati” Manager XY dan ditawari pilihan: mau ‘bekerja sama’ atau ‘tunggu waktu untuk beres-beres’? Mereka mulai mencari lowongan di perusahaan lain, cuti mendadak untuk wawancara, bahkan beredar rekaman pembicaraan 1 staf dengan Manager XY berisi kesepakatan menjadi informan tentang team kami dengan imbalan diterima pindah ke team XY. Ya, ampun!


Awal 2013, 3 orang manager baru bergabung. Kami dipanggil rapat dan struktur organisasi yang baru diumumkan. Sungguh di luar dugaan, jabatan saya tetap bahkan lingkup pekerjaan diperluas. Sedangkan Manager baru menjadi atasan XY.


Keadaan team kami berangsur membaik. Staf-staf batal mengundurkan diri. Staf yang menjadi informan pun mengakui kesalahannya.


Bersabarlah dalam kesesakan …. Tuhan sanggup pulihkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar