Mulai awal
Sept 2012, pekerjaan team kami semakin berkurang.
3 minggu
kemudian, saya dan team diperintahkan untuk pindah ke ruangan lain yang sudah
lama kosong dan dijadikan gudang. Harus pindah segera, meskipun ruangan
tersebut masih penuh dengan barang, belum ada jaringan telepon dan internet.
Yang mengejutkan, sesudah kami tergesa-gesa pindah, ternyata ruang kerja
pribadi yang semula saya tempati, juga ruang besar bekas team saya dibiarkan
kosong!
Saat saya
menanyakan hal tersebut kepada Direktur, saya baru tahu bahwa saya dituduh
membocorkan rahasia perusahaan. Rahasia yang mana? Beliau menjawab, “Menurut
laporan beberapa orang!”.
Gosip pun
beredar bahwa saya akan digantikan oleh Manager XY dari anak perusahaan. Kabar
itu membuat staf saya mulai menduga-duga kesalahan fatal apa yang saya perbuat
sehingga satu team kena getahnya. Meskipun di depan staf saya dapat berkata,
“Kerja itu ibadah. Karena itu, bekerjalah karena Tuhan.” tetapi saat
sendirian, saya tertekan. Begitu pedihnya hati, sehingga doa saya hanya berisi
air mata dan perkataan “Tuhan, tolonglah saya …. Tolonglah saya …. Tolonglah
saya Tuhan….”
Saya yakin
Tuhanlah yang menempatkan saya di perusahaan ini (kesaksian “Cara Tuhan
berbeda dengan yang manusia persiapkan” tanggal 12 Okt 2012). Apakah saya
sedang ditegur Tuhan?
29 Sept 2012,
saya mendapat 2 mimpi yang aneh dan 1 SMS (kesaksian “Penyertaan Tuhan”).
Saat saya ceritakan kepada Pak Pendeta, dia berkata bahwa istrinya, seorang
pendoa shafaat, beberapa minggu yang lalu bermimpi melihat saya berada di atas
rumah panggung di tengah air. Banyak orang berkerumun, mendesak dan mendorong
saya jatuh, dan saya tenggelam hampir ke dasar laut, tetapi dengan ajaib saya
terangkat dan berpindah ke tepi pantai. Ia dan istrinya sepakat untuk tidak
menyampaikan pertanda buruk tersebut. Walaupun mereka merahasiakannya, ternyata
Tuhan menyampaikannya juga kepada saya melalui 2 mimpi.
Tuhan
mengijinkan ‘lembah kekelaman’ terjadi, di saat yang sama Tuhan pun menegaskan
“Kesukaran yang kau hadapi tidak akan menghanyutkan. Percobaan berat tidak
akan mencelakakan”. Amin!
Sejak itu,
saya lebih tenang dan bisa berkata “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil.
Terpujilah Tuhan! Saya akan dipelihara-Nya, di manapun saya bekerja.”
Minggu ke-2 Okt 2012, saya menghadap Wakil
Direktur, mengundurkan diri dan tidak disetujui.
Sejak itu, kami kembali diberi pekerjaan meskipun
terbatas. Sayangnya pekerjaan yang masuk, datanya sering kurang lengkap.
Sekali-sekali dipanggil ikut rapat dengan pemberitahuan mendadak!
Saat rapat, saya baru tahu bila data yang diterima sudah expired, kami tidak diberi data terbaru. Di lain waktu, data revisi kami terima last minute, bersama undangan mendadak untuk ikut rapat.
Saat rapat, saya baru tahu bila data yang diterima sudah expired, kami tidak diberi data terbaru. Di lain waktu, data revisi kami terima last minute, bersama undangan mendadak untuk ikut rapat.
Keadaan ini
membuat team kami lelah mental. Beberapa staf menyampaikan telah “didekati”
Manager XY dan ditawari pilihan: mau ‘bekerja sama’ atau ‘tunggu waktu untuk
beres-beres’? Mereka mulai mencari lowongan di perusahaan lain, cuti mendadak
untuk wawancara, bahkan beredar rekaman pembicaraan 1 staf dengan Manager XY berisi kesepakatan menjadi informan tentang team kami dengan imbalan
diterima pindah ke team XY. Ya, ampun!
Awal 2013, 3
orang manager baru bergabung. Kami dipanggil rapat dan struktur organisasi yang
baru diumumkan. Sungguh di luar dugaan, jabatan saya tetap bahkan lingkup
pekerjaan diperluas. Sedangkan Manager baru menjadi atasan XY.
Keadaan team
kami berangsur membaik. Staf-staf batal mengundurkan diri. Staf yang menjadi informan
pun mengakui kesalahannya.
Bersabarlah dalam kesesakan …. Tuhan sanggup
pulihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar