Kamis, 26 Januari 2017

DARI NGOJEK JADI FORTUNER



Sepertinya menjadi kebiasaan banyak pria tertarik kepada kendaraan, begitu juga suami saya suka memperhatikan mobil-mobil lain dan "ngiler" pada Toyota Fortuner. Hanya bisa ngiler tanpa berani mimpi bisa punya, karena meskipun kami menjual rumah yang kami tempati, tidaklah cukup untuk membelinya.

November 2010, saya pindah bekerja ke perusahaan baru dan meneruskan kebiasaan lama, naik ojek saat pergi dan pulang kerja, juga perjalanan dinas ke kantor cabang bila tidak kebagian mobil operasional. Begitu sering saya naik ojek, sehingga di pangkalan – pangkalan ojek tertentu, mereka sudah mengenal saya. Puji Tuhan, meskipun sering menempuh perjalanan jauh, antara lain Senayan ke Pluit, Senayan ke Kelapa Gading, Gandaria ke Kasablanka, saya selalu dalam perlindungan dan pertolongan Tuhan, diluputkan dari kecelakaan dan kejahatan, juga tidak sakit karena kehujanan.

Ternyata Pemilik Perusahaan mendengar kabar ngojek tersebut. Jadi, Beliau melalui direktur HRD menawarkan mobil inventaris (Honda CRV). Karena saya lebih banyak berada di kantor pusat, juga melihat mobil operasional kantor yang terbatas jumlahnya dan sering menjadi rebutan, saya usulkan penambahan mobil operasional saja (Kijang Innova).

Beberapa hari kemudian, Direktur HRD menyampaikan bahwa Beliau terkejut dengan jawaban saya yang tidak umum! 
Biasanya orang yang ditawari akan memilih warna mobil, menanyakan mobil bekas atau mobil baru, jenis / grade / class mobil, besarnya tunjangan bahan bakar dan service mobil, menanyakan jangka waktu mobil bisa dialihkan menjadi milik pribadi, bahkan beberapa orang mengajukan upgrade dari batasan perusahaan. 

Karena itu, Pemilik Perusahaan memutuskan untuk menambah 1 mobil operasional (Kijang Innova) sesuai usul saya dan juga memberi 1 mobil inventaris (Toyota Fortuner) lengkap dengan supir karena saya tidak bisa menyetir. Beliau juga mengijinkan saya memakainya untuk berlibur / berakhir pekan.

Sungguh di luar kebiasaan! Umumnya “ditawar / di-nego”, saya malah “diberi lebih”.
Kami yang selama ini hanya bisa ngiler, mulai Agustus 2011 diberi kuasa menikmati mobil baru langsung dari dealer.

Sampai kesaksian ini saya tulis, Tuhan tetap memberi kami kuasa menikmatinya, plus perlindungan dan pertolongan Tuhan, diluputkan dari kecelakaan dan kejahatan.

Puji Tuhan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar