Minggu, 22 Januari 2017

CEMBURU KEPADA YANG CEMBURU




Jika lingkungan kumuh tempat kami tinggal disamakan dengan roda, di mana “ban”nya menjadi jalan raya yang bisa dilalui 2 mobil, maka rumah saya hampir berada di titik pusat, jauh ke mana-mana. Nah, di ujung gang, ada rumah besar di belakang rumah lain yang menghadap jalan mobil. Meskipun sama-sama tinggal di gang, penghuni rumah ini dicap sebagai orang kaya. Anak-anak, termasuk saya dan adik, kadang berkunjung ke rumah ini untuk numpang nonton karena Ibu pemilik rumah sering memutar film lewat Video Recorder.

Saya sebaya dengan anak perempuan pemilik rumah, jadi kami sering ngobrol. Ia kadang bercerita  tentang Papanya yang jarang di rumah karena sering di Jakarta, bahkan beberapa kali keluar negeri untuk bermain golf. Wow, keren! Jangankan ke Jakarta, perjalanan paling jauh saya paling ke Garut / Majalengka.

Ketika saya katakan bahwa “Enak, ya jadi kamu... anak orang kaya.” di luar dugaan, teman sebaya ini menjawab, “Saya malah ingin seperti kamu. Bisa sering jalan-jalan bersama papa mama. Kelihatan mesra, bahagia, tidak seperti saya …. kesepian.”

Hm … ternyata setiap orang punya sisi lain yang bisa dicemburui. Sadarkah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar